Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Haji Dan Umrah

            Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang yang telah melimpahkan nikmat ilmu, nikmat aman dan nikmat sehat kepada kata semua, dan atas ijin dan pertolongan dariNya makalah ini bisa selesai pembuatannya. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi muhammad SAW, dan semoga kita semua mendapanka syafaatnya.
            Makalah ini kamisusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah Fiqih. Makalah ini akan mebahas tentang haji dan umrah . Dan Insyaallah kami akan menerangkannya secara jelas.
Waiaupun demikian, pastinya didalam makalah kami ini banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dan pendengar amat sangat diharapkan, agar kamidapat memperbaiki dan melengkapi kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.

Sebagai penutup pengantar ini, saya memohon kepadaAllah, semoga kita tetap dalam perlindunganNya, dan kita diberikan kemudahan dalam segala hal. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Amin.

BAB I

         A.        LATAR BELAKANG

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan bersifat rahmatan lil‘alamin. Bagi orang yang memeluk agama Islam diwajibkan untuk  menjalankan ibadah ibadah tertentu, terutama yang tedapat dalam Rukun Islam. Salah satu dari rukun islam tersebut adalah Haji.
Haji adalah ibadah yang tidak seemua orang bisa menjalakannya, karena ibadah tersebut bukan hanya menggunakan tenaga dan menahan hawa nafsu saja, tetapi juga membutuhkan kemauan, harta, tenaga, dan siap berpisah dengan kluarga tercinta dalam rentang waktu yang cukup lama dengan menempuh perjalanan yang jauh, dan demi mencari ridho Allah dan mendapat kpuasan batin dan rahani, serta memenuhi Rukun Islam yang terahir.
Selain Haji, ada juga ibadah yang pelaksanaannya hampir serupa dengannya, yaitu Umrah. Pelahsanaan ibadah tersebut hampir sama, yang membedakan adalah waktu pelaksanaanya dan tidak adanya wukuf di Arafah dalam Ibadah Umrah.
Untuk keterangan tentang Haji dan Umrah dalam segi pengertian, rukun, dan penjelasan lain yang lebih mendalam akan kami jabarkan dalam bab selanjutnya.

         B.        RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Haji dan Umrah ?
2.      Apa saja syarat-sayarat dan rukun-rukun  Haji dan Umrah ?
3.      Apa pensyariatan Haji dan Umrah ?
         C.        TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian Haji dan Umrah.
2.      Mengetahui syarat-syarat dari ibadah Haji dan Umrah.
3.      Mengetahui sebab pensyariatan ibadah Haji dan Umrah.


BAB II

PEMBAHASAN

         A.        PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH

Haji menurut bahasa adalah menyengaja, sedangkan menurut istilah adalah menyengaja datang ke Baitullah (ka’bah) untuk menjelankan ibadah dengan tata cara tertentu, pada waktu dan jangka waktu tertentu, dan dijalankan menurut syarat-syatat dan rukun tertentu, semata-mata untuk mencari ridha Allah.
Sedangkan Umrah menurut bahasa artinya ziarah. Sedangkan menurut istilah adalah menrziarah ka’bah, melakukan thawaf, melakukan sya’I antara shafa dn marwah dan mencukur atau memotong rambut.
Haji dan Umrah adalah dua ibadah yang saling berhubungan. Haji sering disebut sebagai Haji besar, sedanghan Umrah sering di sebut seagai Haji kecil. Keterangan tersebut berdasarkan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 196, yang artinya “Dan sempurnakan ibadah Haji dan umrah karena Allah”.
Haji dan Umrah adalah dua ibadah yang wajib dilaksanakan oleh orang Islam yang mampu, sekali seumur hidup. Dan apabila sesudah itu di kerjakan lagi, menjadi ibadah sunnah[1]

         B.        SYARAT-SYARAT DAN RUKUN-RUKUN  HAJI DAN UMRAH

Seperti yang sudah di terangkan di atas, Haji adalah rukun iman yang kelima. Kewajiban haji itu baru berlaku pada seorang muslim yang memenuhi syarat sebagai berikut: Beragama islam.baligh, berakal, merdeka, ada perbekalam dan kendaraan, aman perjalanannya, dan bisa pergi[2].
Rukun haji ada lima, yaitu Ihram bersamaan dengan niat, wuqf di Arafah, tawaf di Baitullah, Sa’i antara Safa dan Marwah, dan bercukur atau memendekkan rambut[3]
Sedangkan syarat-syarat umrah adalah sama dengan syarat-syarat Haji. Yang membedeka antara kduanya adalah pada rukun dan waktu pelaksanaanya. Rukun umrah hanya ada empat yaitu: Ihram bersamaaan dengan niat, tawah di Baitullah, Sa’I antara Shafa dan Marwah, dan bercukur.
Para ahli fiqh sepakat bahwa legalitas Umrah dari segi syara’[4]  dan ia wajib bagi orang yang di syariatkan untuk menyempurnakan. Tetapi, mereka berbeda pendapat dalam mengenai hukum wajib dan tidaknya Umrah dalam dua arus pendapat, yaitu sebagai berikut[5]: 1) Sunnah mu’akkad. Ini pendapat dari Ibnu Mas’ud, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad, Abu Tsaur, dan kalangan mazhab Zaidiyyah.  2) Wajib, terutama bagi mereka yang diwajiban Haji. Pendaat ini dianut oleh Imam Asy-Syafi’i, Imam, Ahmad, Ibnu Hazm, sebagian ulama mazhab Maliki, kalangan mazhab Imamiyyah, Asy-Sya’bi, dan Ats-Tsauri.[6] Pendapat ini adaah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat dan lainnny, dan mereka sepatak bahwa pelaksanaannya hanya sekali dalam seumur hidup sebagai mana halnya Haji.
1.      Ada tiga cara dalam melakukan ibadah Haji dan Umrah.
a.       Haji Tamattu’
Yaitu mengerjakan ibadah Umrah sampai selesai, setelah itu beru mengerjakan Haji sampai selesai.
b.      Haji Qiran.
Yaitu mengerjakan ibadah Haji dan Umrah secara bersama-sama sekaligus sampai selesai Haji.
c.       Haji Ifrad
Yaitu mengerjakan Haji dulu pada waktunya sampai selesai, habis itu baru mengerjakan umrah.
2.      Hal-hal yang berhubungan dengan Haji danUmrah.
a.       Miqad
Miqad adalah  batasan. Ada dua macam  miaqad, yaitu Miqad Makani dan Miqah Zamani. Miqad Makani adalah batasan tempat bagi orang untuk memulai amalan Haji atau Umrah. Sedangkan Miqad  Zamani adalah batasan waktu yang orang boleh melakukan Haji ataupun Umrah didalamnya. Miqat Zamani untuk Haji adalah pada bulan Syawal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah, sedangkan untuk Umrah adalah sepanjang tahun.
      Miqad  bagi orang Indonesia yang datang di Madinah dulu baru ke Makkah adalah Bir Ali, dsn yang langsung ke Makah dari Jeddah dengan pesawat terbang adalah Qarnul Manazil atau As Sail. Jadi mulai ber Ihram diatas pesawat trebang nenjelang landing di bandara King Sulaiman Jedah yang langsung ke Makah. Sedangkan yang melalui jalan laut adalah Yalamlam.[7]
b.      Ihram
Ihram adalah masuk dalam ibadah dengan niat melakukan Haji atau Umrah atau keduanya secara bersamaan dan dengan menjauhi larangan-larangan dalam Ihram. Ihram untuk haji hanya di perbolehkan di bulan haji, sedangkan untuk umrah boleh di kerjakan sepanjang tahun.
Sedangkan hal-hal yang di larang saat ihram adalah : bagi laki-laki tidak boleh memakai pakaian beerjahit, memakai tutup kepala, memakai sepatu, dan sebagainya yang menutupi mata kaki. Sedangkan bagi perenpuan adalah memakai penutup muka, dan memakai kaustangan dan sejenisnya. Dan juga larangan lain seperti tdak boleh mencukur rambut sebelum hari kurban, memotong kuku, membunuh hewan di tanah haram, memakai wangi-wangian, akad nikah, jima’, dan bertengkar .

         C.        PENSYARIATAN HAJI DANUMRAH

Firman Allah dalam surah Al-Haj ayat 27 hingga 29, maksudnya:
 "Dan serulah manusia supaya mereka mengerjakan haji, nescaya mereka akan mendatangimu dengan berjalan kaki dan menunggang kenderaan berjenis-jenis unta yang kurus. Mereka datang dari seluruh pelusuk rantau yang jauh supaya mereka menyaksikan pelbagai perkara yang mendatangkan faedah bagi mereka, serta mereka dapat mengingati dengan menyebut nama Allah pada hari-hari yang tertentu dengan sebab Allah telah mengurniakan mereka binatang-binatang ternakan untuk dijadikan qurban. Dengan yang demikian makanlah darinya (daging qurban itu) dan berilah makan kepada orang yang susah lagi fakir, (kemudian hendaklah membersihkan diri mereka, dan hendaklah mereka menyempurnakankan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka tawaf akan Baitullah (Kaabah) yang tua sejarahnya itu)".
Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan supaya haji itu hendaklah disempurnakan sekalipun dengan berjalan kaki atau berkenderaan menunggang unta yang kurus dengan sebab jauhnya berjalan.
Dari Ali, Rasulullah SAW telah bersabda :
" Sesiapa yang mempunyai bekalan dan kenderaan yang boleh menyampaikannya ke Baitullah, tetapi tidak mahu mengerjakan haji, maka bolehlah dia memilih untuk mati secara Yahudi atau Nasrani ini kerana Allah telah berfirman dalam kitabnya ...." (H.Riwayat Turmizi)
Semua imam-imam bersependapat bahawa ibadat Haji adalah fardhu, malah ia adalah rukun Islam kelima dan ia juga fardhu yang perlu dikerjakan secepat mungkin.



BAB III

PENUTUP


         A.        KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
·        Haji adalah suatu kewajiban bagi setiap mukmin yang mampu untuk mengunjungi Baitullah di Mekah, sekali dalam seumur hidup
·        Syarat-syarat Haji dan umrah : Islam, Baligh, Merdeka, dan Mampu
·        Rukun Haji : Ihram bersama niat, Wukuf di Arafah, Thawaf, Sa’I, Tahalul, dan Tertib
·         Umrah adalah ziarah ke Makkah dengan memenuhi syarat dan rukunnya
·        Rukun umrah sama dengan haji. tetapi tidak pakai Wukuf
·        Ada 3 cara melaksanakan Haji yaitu, Tammatu’, Ifrad, dan Qiran


         B.        DAFTAR PUSTAKA

Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah.
K.H. Siradjuddin Abbas. Terjemah Kitab Taqrib, (PT. Karya Nusantara, 1981) cet 2.
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009)
K.H. Habib Abdullah Zaidi Al-Kaaf. Fiqih tasawuf. (CV. Pustaka Setia, 2005)
Muhammad Nashiruddin Al-Albani.  Haji dan Umrah Seperti Rasulullah. (Al-Maktab Al-Islam, 1985 M), Cet, VII





[1] Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah, hal. 8.
[2] K.H. Siradjuddin Abbas. Terjemah Kitab Taqrib, hal. 75.
[3] Ibid.
[4] Syara’ adalah khitab syar’i yang bersangkutan  dengan perbuatan orang-orang mukallaf, baik dalam bentuk tuntutan, pilihan atau ketetapan
[5] Lihat Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009).Hlm.604.
[6] ibid
[7] Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah, hal. 13.